Selama pandemi COVID-19, kita dianjurkan untuk melakukan tes covid 19 dan anda pastinya sudah sering mendengar apa itu swab test dan juga rapid test. Kedua cara ini adalah hal yang sangat umum untuk mendeteksi apakah seseorang terkena paparan COVID-19 atau tidak. Belakangan ini, ada salah satu metode baru yang bernama antigen test.
Mana yang terbaik dari ketiga metode tersebut? Dan apa kelebihan dan kekurangan dari berbagai metode tersebut?
Swab Test Covid 19
Sampai saat ini, swab test adalah cara yang sangat ampuh untuk mendeteksi paparan virus COVID-19. Metode yang satu ini mendeteksi langsung genetik virus (RNA). Cara pengambilan sampel dengan mengambil cairan di belakang hidung (swab nasofaring), dan di belakang mulut (swab orofaring). Pengambilan sampel juga bisa dilakukan kapan saja.
Swab test merupakan tes yang saat ini sangat akurat, karena proses pemeriksaan sampel saja bisa sampai 2 hari paling cepat dan paling lama bisa sampai seminggu, tergantung antrian pemeriksa yang ada pada sebuah lab.
Test yang satu ini memang harganya cukup mahal karena memang harus diperiksa di laboratorium. Biayanya mungkin terbilang mahal, berkisar Rp.900 ribu menurut ketentuan Kementerian Kesehatan.
Kelebihan dari Swab test tentu saja adalah keakuratan hasil yang tinggi, namun andaikan terjadi false negative, itu pun terbilang sangat rendah. False negative sendiri adalah sebuah kondisi dimana sudah swab test, tapi hasil negatif, padahal ada virus didalam tubuh.
Rapid Test Covid 19
Metode yang satu ini adalah yang sangat sering digunakan dalam tes penularan COVID-19. Cara kerja metode ini yakni dengan memeriksa ada tidaknya antibodi terhadap virus yang ada di didalam tubuh.
Rapid test dilaksanakan dengan langkah mengambil sampel darah. Waktu yang ideal di dalam pengambilan sampel ini yakni kurang lebih 8–12 hari setelah tubuh mengalami gejala, atau 15–20 hari pasca infeksi.
Kalau ingin berbicara kelebihannya, adalah pendeteksian yang cepat yaitu berkisar antara 15 menit sampai 1 jam. Ini karena rapid test mengfungsikan alat tertentu yang sanggup dengan cepat diketahui hasilnya. Selain itu tarif dari metode ini termasuk terjangkau, yakni kurang lebih Rp150 ribu sesuai ketetapan Kementerian Kesehatan.
Jika kekurangan dari Rapid Test sendiri adalah tingkat akurasi yang tergolong masih rendah. Ini karena dalam rapid test, yang diperiksa adalah antibody, bukan virus yang ada dalam tubuh.
Jadi andaikan hasil test menyatakan reaktif belum 100% dijamin positif COVID-19. Begitu juga sebaliknya kalau hasilnya negatif belum tentu terinfeksi. Biasanya untuk memastikannya dapat dilakukan Swab Test.
Antigen Test
Ini adalah tes yang tergolong baru setelah Rapid Test dan Swab Test. Banyak yang menyebutnya metode pertengahan antara Rapid Test dan Swab Test.
Persamaan Antigen Test dengan Swab Test yaitu cara pengambilan sampelnya, yaitu dengan cara swab nasofaring dan swab orofaring. Namun sampel yang diambil berbentuk protein virus yang nanti dapat diperiksa di lab. Waktu ideal pengambilan sampel untuk Antigen Test yaitu 2 hari sebelum saat gejala sampai 7 hari sesudah terinfeksi.
Persamaannya dengan Rapid Test adalah hasil lab yang keluar cepat, yaitu paling cepat 15 menit sampai 1 jam.
Jika berbicara tentang keakuratannya, jika hasil yang keluar adalah positif, maka bisa jadi memang sudah akurat. Namun jika hasilnya negatif, perlu adanya tindak lanjutan Swab Test untuk memastikannya, sama seperti Rapid Test.